Aroma Busuk di Balik Seleksi JPT Pemerintah Aceh 2023: Disinyalir Ada Permainan Kelip Mata Opini oleh: Asrinaldi S.AP

- Redaktur

Selasa, 7 November 2023 - 15:25 WIB

30237 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) dalam sebuah pemerintahan adalah posisi yang penuh tanggung jawab dan memiliki dampak besar dalam pengambilan keputusan. Namun, di balik proses seleksi JPT 2023 di Aceh, tercium aroma yang tidak sedap, disinyalir sebagai permainan kelip mata yang dilakukan oleh sejumlah pihak, terutama disebut-sebut nama Sekretaris Daerah (Sekda) dan beberapa aktor politik lokal

Ibarat kentut, tak bisa dilihat nyata namun terium jua baunya. Sejumlah nama-nama seperti R, S, AHP, M, MN, DF, dan N disebut-sebut memiliki pengaruh besar dalam proses seleksi JPT 2023. Mereka dikabarkan memiliki koneksi kuat dengan Sekda Aceh. Namun, pertanyaannya adalah sejauh mana peran Sekda dalam proses seleksi tersebut, dan apakah ada upaya untuk mempengaruhi hasilnya?

Salah satu masalah yang mencuat adalah lemahnya kepemimpinan (leadership) seorang Penjabat (PJ) Gubernur yang tidak mampu mengendalikan bawahannya. Ini mengakibatkan Dewan Pemerintahan Rakyat Aceh (DPRA) dan Sekda disinyalir sengaja menekan Pj Gubernur.

Dikala Pj Gubernur tengah sibuk mengurusi gangguan yang terjadi di DPRA, JKA hingga PKA, sementara Tim Seleksi (Timsel) JPT Pratama langsung melakukan pengumuman.

Pun demikian, sepandai-pandai tunai melompat pasti akan jatuh jua, sahebat-hebat menyembunyikan bangkai pastilah aromanya tercium jua. Naas, surat Pansel JPT terkait pengumuman itu justru dikeluarkan tanggal 5 November 2023 yang notabene nya hari minggu dimana secara administrasi pemerintahan merupakan hari libur kerja.

Selain itu, permasalahan lain muncul dalam bentuk permainan politik. Satu nama peserta seleksi terbuka JPT justru dinyatakan ada yang lewat pada 2(dua) SKPA.

Hal ini mendesak aparat keamanan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut terkait praktik-praktik yang meragukan dan berpotensi terjadinya kongkalikong hingga praktek korupsi, kolusi dan nepotisme(KKN).

Di lain sisi, Pj Gubernur Aceh sebagai pemegang mandat kekuasaan juga memiliki hak untuk menolak hasil seleksi tiga besar jika terdapat indikasi permainan atau ketidakjelasan dalam prosesnya. Namun akankan Achmad Marzuki berani? Pertanyaan itu kini semakin hangat dibicarakan rakyat di meja kopi.

Informasi yang beredar menyebutkan bahwa ada permainan di balik proses seleksi, dan hal ini menimbulkan pertanyaan serius terhadap integritas seleksi tersebut.
Sudah saatnya Gubernur Aceh menjadi seorang pemimpin (leader) yang berwibawa dan dihormati oleh bawahannya. Tidak boleh ada ketidaksetaraan dengan Sekda dan Ketua DPRA yang selalu terindikasi melakukan permufakatan jahat di belakang Pj Gubernur untuk melengserkan posisinya.

PJ Gubernur harus berani melawan segala bentuk pemufakatan jahat tersebut, sementara masyarakat Aceh berharap agar PJ Gubernur menjadi pemimpin yang dapat diandalkan.

Menariknya lagi, kabar yang beredar menyebutkan bahwa pansel seleksi JPT justru tidak pernah berkomunikasi dengan PJ Gubernur. Bahkan dalam penetapan hasil seleksi, tidak ada laporan yang diberikan kepada PJ Gubernur. Hal ini semakin memicu dugaan publik bahwa terdapat indikasi keterlibatan Sekda dan pansel dalam permainan politik yang meragukan.

Masyarakat Aceh berharap agar pansel seleksi JPT membuka nilai-nilai dan tahapan-tahapan seleksi secara transparan kepada publik. Karena masyarakat Aceh sudah begitu jenuh dengan permainan-permainan seperti ini.
Mereka mendambakan seleksi JPT yang tidak hanya formalitas belaka, tetapi juga memiliki integritas tinggi. Permainan politik yang merugikan harus dihentikan, dan proses seleksi harus lebih transparan dan adil.

Seleksi JPT Pratama Aceh baru-baru ini mengumumkan 30 kandidat yang lolos seleksi untuk memimpin 10 Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA). Seleksi meliputi tes administrasi, tes asesmen, tes makalah, tes LGD (Latihan Kepemimpinan dalam Grup), tes presentasi, dan tes wawancara. Menariknya, tiga dari 30 kandidat yang lolos adalah putra dari mantan Sekda Aceh, yaitu RS, AHP, dan MS, yang lolos di tiga SKPA berbeda.

Sikap pengamat kebijakan publik dan pemerintahan dari Universitas Abulyatama Aceh, Usman Lamreung, menyatakan bahwa setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki hak yang sama untuk mengikuti seleksi JPT1. Dia berharap hasil seleksi tidak dipengaruhi oleh privilege tertentu dan mempercayai kredibilitas Ketua Pansel, Teuku Setia Budi.
Kontroversi dalam proses seleksi JPT 2023 di Aceh menjadi sorotan masyarakat, dan harapan publik adalah agar integritas dan transparansi tetap dijunjung tinggi dalam pengisian posisi-posisi penting dalam pemerintahan Aceh.

Namun, aroma tak sedap juga berhembus ke arah Pansel pasca dilewatkannya salah seorang peserta yang khabarnya dibiarkan membawa flash disk saat presentasi dan wawancara.

Hal tersebut tentunya membuat tanda tanya di balik integritas seorang Teuku Setia Budi yang selama ini begitu harum namanya di bumi Serambi Mekkah. Apakah T. Setia Budi berani lebih transparan kepada publik terkait nilai pada setiap tahapan seleksi yang diraih oleh para peserta seleksi JPT Pratama itu? Ataukah T Setia Budi dengan gagah berani melakukan sumpah muhabalah sebagai bentuk keberaniannya mempertanggung jawabkan hasil penilaiannya di hadapan masyarakat Aceh dunia dan akhirat ? Wallahu Alam, semua berpulang kepada sosok Mantan Sekda Aceh itu.

Penulis adalah Alumni UIN Arraniry Banda Aceh, Koordinator Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Untuk Rakyat

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Pembangunan Belum Menyentuh Rakyat, Aceh Peringkat 10 Termiskin di Indonesia
Pernyataan Presiden Terpilih Prabowo tentang Koperasi Membawa Kesejukan Bagi Kesejahteraan Rakyat Aceh
Kriteria Calon Kepala BIN Harus Mampu Menjawab Tantangan yang Multi Dimensional
Koperasi Tambang Rakyat Solusi Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Rakyat Berbasis Syari’ah
Menakar Calon Kepala BIN Usulan Penguasa
Saatnya Penyegaran Pimpinan Intelijen Negara
Sehari Bersama Mualem
Akibat Ketamakan dan Prilaku Korup, APBA 2024 Akhirnya Dipergubkan

Berita Terkait

Rabu, 8 Januari 2025 - 16:18 WIB

Ceulangiek Dorong Penyelesaian Status Non-ASN K2 dan Honorer dalam Seleksi PPPK 2024 di Tahun 2025

Minggu, 6 Oktober 2024 - 18:13 WIB

Marlina Usman Bantu Pulangkan Jenazah Warga Aceh dari Malaysia

Sabtu, 5 Oktober 2024 - 22:59 WIB

Seribuan Dayah di Aceh Bersiap Deklarasi Dukung Mualem – Dek Fad

Sabtu, 5 Oktober 2024 - 22:51 WIB

Jangan Biarkan Pipa Minyak dan Gas Mengalir Keluar Daerah

Sabtu, 14 September 2024 - 23:14 WIB

Kenalkan Kehidupan Kampus, Ribuan Mahasiswa Baru USM Ikuti PKKMB 2024

Kamis, 22 Agustus 2024 - 23:32 WIB

TTI : Belum Ada Regulasi yang Mengatur tentang Epurchasing untuk Pekerjaan Jasa Konsultan

Kamis, 22 Agustus 2024 - 23:16 WIB

Nyatakan Dukung RUU Pilkada di Parlemen, Illiza Saaduddin Disebut Bukan Wakil Aceh yang Memperjuangkan Rakyat

Selasa, 6 Agustus 2024 - 18:32 WIB

Kader PA : Pj Gubernur Wajib Bertanggung Jawab Terkait Pencatutan Nama Aceh dalam Kontes Waria di Jakarta

Berita Terbaru

BANDA ACEH

Marlina Usman Bantu Pulangkan Jenazah Warga Aceh dari Malaysia

Minggu, 6 Okt 2024 - 18:13 WIB